Assalamualaikum Wrwb,
Tongkat adalah alat bantu untuk membantu manusia untuk melakukan kegiatan dalam posisi berdiri, dikala manusia sudah tidak bisa berdiri/berjalan dengan kokoh dan mantap.
Tetapi ketika tongkat itu sudah tidak bisa berdiri dengan kokoh maka manusia yang menggunakan tongkat itu pun tidak akan bisa berdiri dengan kokoh pula, akan tetapi kekokohan tongkat itu sendiri bisa di mulai dengan niat baik sang pemakai atau tuan nya dan dilakukan dengan bersungguh - sungguh, tentunya dengan dukungan hal - hal lain yang mendukung di sekelilingnya. Ketika tongkat itu banyak macam dan jenis nya mungkin manusia yang mempunyai niat baik akan memilih tongkat yang terbaik, tetapi ketika tongkat itu cuma satu - satunya mungkin tongkat itu diperbaiki supaya bisa digunakan dengan baik.
Lain halnya apabila tuannya tongkat itu tidak memiliki niat yang baik maka sebaik apapun tongkat nya maka tongkat itu tidak mungkin bisa membantu tuannya untuk berdiri secara maksimal.
Kalau kita simak kondisi sekarang di negara kita ini, negara ini sudah tidak bisa berdiri dengan kokoh krena terjadi kebobrokan - kebobrokan dimana - mana, maka diperlukan tuan yang memiliki niat yang baik dan tongkat yang super baik pula supaya bisa berjalan dengan baik, maka negara ini diperlukan seorang pemimpin yang mempunyai niat baik dan memikirkan rakyat nya tentunya dengan dukungan para penegak hukum dan orang - orang terbaik untuk mendukung supaya bisa berjalan dengan baik dan memperbaiki kebobrokan - kebobrokan yang terjadi pada saat ini.
Tongkat mungkin salah satu alat bantu saja dan masih banyak lagi alat bantu - alat bantu yang lain yang bisa mendukung mendukung sebuah negara untuk bangkit dan berjalan apabila ada niat baik dari Pemimpin dan masyarakatnya dengan bersungguh - sungguh supaya bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kaidah kaidah berjalannya sebuah negara.
Selasa, 09 Agustus 2011
Sabtu, 06 Agustus 2011
Melihat dengan mata tertutup
Assalamualaikum Wrwb,
Alhamdulillah pada kesempatan taun ini ulang tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia jatuh di bulan Ramadhan, walaupun tanggal kemerdekaan tidak sama dengan penanggalan hijriah di tahun 2011 ini.
Itu salah satu cara kita menatap sesuatu tanpa harus memandang dengan mata kita akan mengetahui nya, yaitu suatu kejadian/perkara yang sudah baku atau di lakukan secara berulang - ulang.
Demikian pula dengan situasi yang terjadi pada negara ini, banyak hal yang dilakukan oleh para pemimpin dinegara ini selalu berulang - ulang setiap masa - masa jabatannya.
Banyak diantaranya ketika akan menghadapi pemilihan umum semua para calon baik legislatif maupun eksekutif berbondong - bondong bersilaturahmi menghapiri para (kalau boleh saya bilang) Eksekutor pemilu ( para pemilik suara ) atau semua kalangan masyarakat yang memiliki hak suara.
Yang asal nya tidak pernah kesawah pada saat kampanye mereka sempatkan kesawah, yang asalnya mereka tidak pernah masuk mesjid pada saat kampanye mereka sempatkan masuk mesjid demi mendapatkan suara, tetapi ketika mereka telah mendapatkan suara dan berhasil menjabat suatu jabatan, mereka terlalu sibuk dengan kesibukan sebagai seorang pejabat, Study banding dan lain sebagainya. Sehingga jarang terjadi para pejabat di negara ini yang terjun langsung melihat keadaan masyarakat yang notabene nya sebagai penyumbang suara minimal nya, bahkan sepertinya tetangga pun mungkin jarang di sapanya apalagi mengetahui tetangganya itu bisa makan atau tidak.
Dan itu pernah saya lihat di suatu daerah di indonesia, ada sebuah rumah dinas pejabat tertinggi di daerah itu yang sangat mewah dengan lampu yang terang benderang ketika malam dan mobil mewah terparkir di halaman parkirnya, kalau di taksir untuk biaya listriknya saja bisa puluhan juta perbulan. Tidak jauh dari rumah dinas pejabat itu saya lihat ada rumah yang ukuran nya tidak lebih dari type 22 dengan tampak mukanya bata merah tidak di plester dan beratapkan asbes. Ketika saya hampiri mencoba untuk silaturahmi, rumah itu di huni oleh satu keluarga dengan empat orang anak, orang tua mereka adalah buruh harian di suatu perusahaan swasta dengan buruh perhari sebesar 20.000 bersih, berarti mereka hanya mengumpulkan kurang dari 600.000/bulan. Sangat jauh sekali perbedaan antara pejabat dan masyarakatnya.
Dan kejadian - kejadian seperti itu selalu terulang dan terulang dari pemilu ke pemilu tanpa adanya perubahan yang signifikan terhadap masyarakat. bahkan setiap taun nya perbedaan itu semakin meruncing dan meruncing.
Tanpa perlu kita lihat lagi dengan mata, kemungkinan di taun - taun yang akan datang pun akan terjadi hal - hal serupa. Pada saat ini saja masih jauh akan pemilu mereka para pejabat ataupun calon pejabat sudah terlihat mementingkan golongan dan diri pribadi nya.
Mudah mudahan tulisan ini bisa membuka mata hati masyarakat supaya lebih bijak dan dewasa dalam berdemokrasi di negara ini.
Alhamdulillah pada kesempatan taun ini ulang tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia jatuh di bulan Ramadhan, walaupun tanggal kemerdekaan tidak sama dengan penanggalan hijriah di tahun 2011 ini.
Itu salah satu cara kita menatap sesuatu tanpa harus memandang dengan mata kita akan mengetahui nya, yaitu suatu kejadian/perkara yang sudah baku atau di lakukan secara berulang - ulang.
Demikian pula dengan situasi yang terjadi pada negara ini, banyak hal yang dilakukan oleh para pemimpin dinegara ini selalu berulang - ulang setiap masa - masa jabatannya.
Banyak diantaranya ketika akan menghadapi pemilihan umum semua para calon baik legislatif maupun eksekutif berbondong - bondong bersilaturahmi menghapiri para (kalau boleh saya bilang) Eksekutor pemilu ( para pemilik suara ) atau semua kalangan masyarakat yang memiliki hak suara.
Yang asal nya tidak pernah kesawah pada saat kampanye mereka sempatkan kesawah, yang asalnya mereka tidak pernah masuk mesjid pada saat kampanye mereka sempatkan masuk mesjid demi mendapatkan suara, tetapi ketika mereka telah mendapatkan suara dan berhasil menjabat suatu jabatan, mereka terlalu sibuk dengan kesibukan sebagai seorang pejabat, Study banding dan lain sebagainya. Sehingga jarang terjadi para pejabat di negara ini yang terjun langsung melihat keadaan masyarakat yang notabene nya sebagai penyumbang suara minimal nya, bahkan sepertinya tetangga pun mungkin jarang di sapanya apalagi mengetahui tetangganya itu bisa makan atau tidak.
Dan itu pernah saya lihat di suatu daerah di indonesia, ada sebuah rumah dinas pejabat tertinggi di daerah itu yang sangat mewah dengan lampu yang terang benderang ketika malam dan mobil mewah terparkir di halaman parkirnya, kalau di taksir untuk biaya listriknya saja bisa puluhan juta perbulan. Tidak jauh dari rumah dinas pejabat itu saya lihat ada rumah yang ukuran nya tidak lebih dari type 22 dengan tampak mukanya bata merah tidak di plester dan beratapkan asbes. Ketika saya hampiri mencoba untuk silaturahmi, rumah itu di huni oleh satu keluarga dengan empat orang anak, orang tua mereka adalah buruh harian di suatu perusahaan swasta dengan buruh perhari sebesar 20.000 bersih, berarti mereka hanya mengumpulkan kurang dari 600.000/bulan. Sangat jauh sekali perbedaan antara pejabat dan masyarakatnya.
Dan kejadian - kejadian seperti itu selalu terulang dan terulang dari pemilu ke pemilu tanpa adanya perubahan yang signifikan terhadap masyarakat. bahkan setiap taun nya perbedaan itu semakin meruncing dan meruncing.
Tanpa perlu kita lihat lagi dengan mata, kemungkinan di taun - taun yang akan datang pun akan terjadi hal - hal serupa. Pada saat ini saja masih jauh akan pemilu mereka para pejabat ataupun calon pejabat sudah terlihat mementingkan golongan dan diri pribadi nya.
Mudah mudahan tulisan ini bisa membuka mata hati masyarakat supaya lebih bijak dan dewasa dalam berdemokrasi di negara ini.
Jumat, 05 Agustus 2011
Badai Politik tidak Sehat
Assalamualaikum,
Indonesia...Negara yang memiliki banyak kekayaan baik migas maupun Non migas, bahkan ada penyanyi senior indonesiadalam sebuah lagunya " Bukan lautan hanya kolam susu...tongkat kayu dan batu jadi tanaman " dan ternyata itu bukan hanya sekedar nyanyian belaka...kenyataan nya memang begitu indonesia memiliki tanah yag subur.
Tetapi alangkah miris nya kehidupan masyarakat di indonesia sangat jauh bertolak belakang dengan apa yang diharapkan, karena ulah segelintir orang yang terlebih dahulu memiliki SDM yang tinggi tanpa di barengi dengan hati nurani sehingga haus akan kekuasaan, dengan memakai baju politik yang terlihat untuk memperjuangkan rakyat tapi itu hanya sekedar baju..banyak diantaranya mereka hanya mementingkan golongan dan pribadi nya masing masing tanpa rasa malu...dan itu sudah berlangsung cukup lumayan lama sehingga menghancurkan moral yang sangat buruk untuk sebuah negara berkembang....
Indonesia...Negara yang memiliki banyak kekayaan baik migas maupun Non migas, bahkan ada penyanyi senior indonesiadalam sebuah lagunya " Bukan lautan hanya kolam susu...tongkat kayu dan batu jadi tanaman " dan ternyata itu bukan hanya sekedar nyanyian belaka...kenyataan nya memang begitu indonesia memiliki tanah yag subur.
Tetapi alangkah miris nya kehidupan masyarakat di indonesia sangat jauh bertolak belakang dengan apa yang diharapkan, karena ulah segelintir orang yang terlebih dahulu memiliki SDM yang tinggi tanpa di barengi dengan hati nurani sehingga haus akan kekuasaan, dengan memakai baju politik yang terlihat untuk memperjuangkan rakyat tapi itu hanya sekedar baju..banyak diantaranya mereka hanya mementingkan golongan dan pribadi nya masing masing tanpa rasa malu...dan itu sudah berlangsung cukup lumayan lama sehingga menghancurkan moral yang sangat buruk untuk sebuah negara berkembang....
Langganan:
Postingan (Atom)