Jumat, 30 Desember 2011

Jalur Kereta Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung

Pada tahun 1830, di wilayah Hidia Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal van den Bosch dimulai pelaksanaan Sistem Tanam Paksa. Sejak tahun itu pula pemerintah Hindia Belanda banyak membuka perkebunan-perkebunan baru di daerah pegunungan dengan tanaman antara lain: tebu, kina, kopi, dsb. Tentu saja untuk mengangkut hasil tanaman untuk ekspor itu diperlukan suatu alat angkutan yang besar ke pelabuhan yaitu kereta api.
Pada tahun 1863 berdirilah perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappiji (NIS). Melalui surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan surat keputusan raja Belanda maka pada tahun 1869 dimulailah pembangunan jalur Batavia (Jakarta) – Buitenzorg (Bogor) - Bandung oleh NIS. Pada 31 Januari 1873, jalur kereta api rute Batavia – Buitenzorg secara resmi beroperasi. Kesulitan keuangan yang dialami NIS menyebabkan pemerintah Hindia Belanda mendirikan perusahaan kereta api negara yaitu Staats Spoorwegen (SS) pada 6 April 1875 untuk melanjutkan pembangunan jalur tersebut. Pada 21 Maret 1882 telah terhubung jalur kereta api rute Bogor – Sukabumi dan kemudian pada 16 Juni 1884 jalur kereta api rute Bogor – Sukabumi - Bandung mulai beroperasi secara penuh yang ditandai dengan peresmian stasiun Bandung. Panjang jalur Jakarta - Bogor adalah 54 km, panjang jalur Bogor - Sukabumi adalah 57 km dan panjang jalur Sukabumi - Bandung adalah 83 km.
Karena jalur kereta api rute Jakarta – Bandung via Bogor dan Sukabumi dirasakan kurang memadai, maka dibangunlah jalur alternatif melalui Cikampek dan Purwakarta. Pembangunan rute ini selesai pada tahun 1906 sehingga waktu tempuh perjalanan kereta api rute Jakarta – Bandung lebih cepat dari pada melalui Bogor dan Sukabumi.
Rute Bogor - Sukabumi - Bandung dilayani oleh 2 (dua) kereta penumpang yaitu kereta api jurusan Ciroyom (Bandung) – Sukabumi dan kereta api jurusan Bogor - Sukabumi. Menyusul ambruknya terowongan Lampegan pada tahun 2001, maka operasional kereta api jurusan Ciroyom - Sukabumi dihentikan tidak sampai ke Sukabumi tapi hanya sampai stasiun Lampegan saja. Kemudian kereta api jurusan Bogor - Sukabumi juga dihentikan operasionalnya pada 11 Maret 2006 karena kondisi infrastruktur yang tidak memadai. Penghentian operasional 2 (dua) kereta api ini menyebabkan jalur kereta api rute Bogor – Sukabumi - Lampegan menjadi jalur tidak aktif.
Jalur kereta api rute Bogor – Sukabumi memiliki nilai strategis karena antusiasme masyarakat di sekitar Sukabumi dan Bogor yang begitu tinggi dan sangat berharap angkutan massal ini kembali beroperasi sehingga diprediksi akan menjadi kereta api dengan volume penumpang yang cukup padat. Keadaan ini mengundang Pemerintah Republik Indonesia untuk memperbaiki jalur kereta api rute Bogor - Sukabumi - Bandung. Pada 16 Desember 2008, jalur kereta api rute Bogor – Sukabumi mulai dioperasionalkan kembali. Jalur kereta api rute Bandung - Sukabumi direncanakan akan dioperasionalkan kembali pada bulan November 2010.
Jalur kereta api rute Bogor - Sukabumi - Bandung memiliki potensi wisata yang besar karena pada jalur kereta api ini terdapat pemandangan alam yang indah. Kawasan wisata di sekitar Sukabumi tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang indah dan asri, tetapi juga membawa wisatawan ke wisata sejarah karena sebagian besar tempat wisata itu dibangun pada era pemerintah Hindia Belanda. Kawasan wisata tersebut antara lain :
  1. Kawasan Wisata Selabintana yang terletak 7 kilometer dari kota Sukabumi. Wisatawan akan mendapatkan jejak sejarah peninggalan Belanda yang dipadu dengan panorama Gunung Gede-Pangrango. Terdapat Hotel yang dibuat pada tahun 1900-an oleh seorang berkebangsaan Belanda dan masih menjadi ikon Selabintana.
  2. Kawasan wisata danau (situ) Gunung di Sukabumi. Danau ini dibuat oleh bangsawan Mataram, Rangga Jagad Syahadana atau Mbah Jalun (1770-1841) pada tahun 1800-an. Situ Gunung kemudian diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dan kemudian dibangun infrastruktur pendukung pada tahun 1850. Di Kawasan wisata Situ Gunung tersedia penginapan yang cukup nyaman.
  3. Kawasan wisata danau Lido adalah danau alam yang letaknya di lembah Cijeruk dan Cigombong. Di dekat danau ini juga terdapat air terjun Curug Cikaweni yang mengalirkan air yang sangat dingin. Kawasan ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1940 setelah Ratu Wilhelmina datang dan beristirahat di Lido pada tahun yang sama. Di Kawasan wisata danau Lido tersedia penginapan yang cukup nyaman. Kawasan Wisata ini berada tidak jauh dari stasiun Cigombong.
  4. Kawasan wisata situs megalitik Gunung Padang. Situs megalitik Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Menurut para ahli arkeologi, situs ini merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Kawasan wisata ini dapat diakses melalui stasiun Lampegan.
  5. Wisata geologi di rute Padalarang - Cipatat. Penumpang kereta api dapat melihat karst Rajamandala yang membentang dari Padalarang hingga Sukabumi. Kawasan Karst Rajamandala terdiri dari berbagai situs peninggalan prasejarah yang berupa tebing yang tersusun dari batu gamping yang terangkat dari bawah permukaan laut, hingga menciptakan lipatan-lipatan. Selain itu juga terdapat Goa Pawon, tempat penemuan manusia prasejarah pertama. Goa Pawon berada di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Tempat wisata ini dapat diakses melalui stasiun Cipatat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar