Rabu, 09 Oktober 2013

Sesar Cimandiri Berhasil Diteliti

Sesar Cimandiri, terbentang dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cianjur dan Padalarang, merupakan salah satu sesar aktif di Jawa Barat yang terbentuk akibat interaksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Menurut [Darji et.al 1994] mekanisme pergerakan patahan cimandiri adalah secara geser mengiri (sinistral strike-slip fault) yang dibagi dalam lima segmen [LIPI 2006] yaitu segmen Pelabuhan Ratu – Citarik, Ciatarik – Cadas Malang, Ciceureum – Cirampo, Cirampo – Pangleseran dan Pangleseran – Gandasoli. Patahan tersebut dipotong oleh beberapa patahan minor separti patahan Citarik, Patahan Cicareuh, dan Patahan Cicatih.

Potensi kegempaan di daerah sesar Cimandiri tergolong cukup besar dan merupakan gempa merusak. Gempa-gempa yang pernah terjadi dengan pusat terletak pada lajur sesar ini yaitu: gempa bumi di Pelabuhan Ratu 1900, gempa bumi Cibadak 1973, gempa bumi Gandasoli 1982, gempa bumi Padalarang 1910, gempa bumi Tanjungsari 1972, gempa bumi Conggeang 1948 dan gempa Sukabumi 2001.
Untuk mempelajari karakteristik dari pergerakan sesar Cimandiri, dilakukan pengamatan GPS secara episodik terhadap titik-titik yang disebar disekitar sesar. Pengamatan ini telah dilakukan enam kali sejak tahun 2006 yaitu 1-4 Desember 2006, 20-23 Agustus 2007, 8-12 Agustus 2008, 7-11 Juli 2009, 14-18 Juni 2010 dan pengamatan terbaru 1-3 April 2011.





Adapun hasilnya yaitu, kecepatan pergeseran berkisar antara 3mm/tahun-2cm/tahun. Hasil diatas memperlihatkan bahwa titik-titik pengamatan yang terletak di utara sesar bergerak lebih cepat dibandingkan titik-titik pengamatan di bagian selatan sesar, hal ini mengindikasikan bahwa sesar Cimandiri merupakan sesar mengiri (left lateral) dengan kecepatan laju geser 6 mm/tahun. Potensi gempa maksimum yang bisa dihasilkan yaitu magnitud 7,2
Untuk keperluan studi yang lebih detail diperlukan jaringan GPS kontinu dan pengamatan yang lebih rapat. Untuk sesar Cimandiri mengacu pada sesar sejenis di Jepang maka paling tidak diperlukan 20 jaringan pengamatan kegempaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar